Sutradarai Aksan Sjuman Memanggungkan Novel “Pangeran Kecil”

Masih ingat buku cerita anak berjudul Pangeran Kecil karya Antoine de Saint-Exupéry pada 1943? Cerita itu kini dipanggungkan Sumber Cipta Ballet Dancers dan Fantasia Ensemble di Teater Jakarta. Oleh Sutradara Aksan Sjuman, Pangeran Kecil menjadi tontonan musik dan tari untuk keluarga. Berikut adalah kliping/dokumentasi yang diambil dari Koran Tempo edisi 13 Desember 2017.

——

Penonton tertawa kecil ketika panggung dipenuhi penari kecil berkostum anak-anak ayam. Mereka menari dengan lucu, berlarian ke sana kemari melihat kedatangan Rubah gemuk. Biasanya si Rubah mencuri anak ayam dan dia bakal dikejar-kejar pemburu. Saat itu Rubah sedang bersama Pangeran Cilik yang baru mendarat di bumi. Lalu muncullah dua pasang muda-mudi. Para pemuda itu adalah pemburu yang dimaksud si Rubah.

Mereka lalu masuk ke kebun mawar, mengingatkan Pangeran Cilik (Marco Eldiardo) pada mawar manja yang ditinggalkan di Asteroid- tempat tinggalnya. Dengan koreografi dasar balet modern, para penari menampilkan tari musikal The Little Prince oleh Sumber Cipta Ballet Dancers dan Fantasia Ensemble di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Sabtu-Ahad, 9-10 Desember lalu.

Persembahan Rumah Karya Sjuman yang disutradarai Aksan Sjuman itu diangkat dari novel terkenal berjudul Little Prince karya aristokrat Prancis, Antoine de Saint-Exupéry, pada 1943. Sebelumnya, cerita tersebut pernah difilmkan dalam judul sama pada 2015 yang disutradarai Mark Osborne. Kali ini Aksan Sjuman membawa kisah itu ke panggung musikal tari dengan iringan orkestra langsung. Aksan, musikus bertangan dingin, menghadirkan cerita yang menjadi tontonan keluarga.

Meski tak diiringi orkestra lengkap dari Fantasia Ensemble, komposisi musik yang dihadirkan cukup menghidupkan pementasan. Aksan, yang menggarap banyak musik film, tentu tak diragukan kemampuannya.Para penampil memerankan setiap tokoh dengan dasar koreografi balet yang diciptakan oleh Arya Yudhistira Sjuman.

Pertunjukan Little Prince ditampilkan dalam dua babak. Pada babak pertama, diperlihatkan seorang anak yang sedang menggambar. Sayangnya, kedua orang tua dan temannya tak memahami apa yang sedang digambar si kecil. Adegan pembuka yang dimaksudkan sebagai pengantar tersebut, sayangnya, hanya terasa sebagai adegan basa-basi yang kering dan kurang menyentuh penonton yang juga banyak anak-anak.

Lalu muncul Pangeran Cilik berbaju hijau dengan syal kuning. Rambutnya dicat. Ia bertemu dengan Pilot yang sedang beristirahat dan tengah memperbaiki pesawatnya. Pangeran pun meminta si Pilot (Ferry S.) menggambar seekor domba.

Tiga penari berkostum domba kemudian muncul. “Ah, domba itu kelihatan terlalu tua,” ujar Pangeran. Pilot lagi-lagi menggambar, tapi pangeran masih merasa kurang cocok. Si Pilot kesal dan mengatakan dombanya ada di dalam kotak. Pangeran Cilik pun senang.

Babak kedua memperlihatkan petualangan si Pangeran Cilik. Ia bertemu para penghuni Asteroid: ada pemabuk, pengusaha tamak, ilmuwan, dan petugas lentera. Namun ini tak juga membuat sang Pangeran gembira. Iamalah bertemu seekor ular yang aneh dan mengaku sakti karena bisa mengembalikan Pangeran Cilik atau manusia ke tempat asalnya.

“Ah, dasar ular yang aneh,” ujar Pangeran sambil berlalu. Ia juga bertemu Rubah dan mawar. Di sana ia menemukan hikmah dari perjalanan atau petualangannya.

Sebagai pertunjukan untuk keluarga, khususnya anak-anak, pentas ini memberikan hiburan dan kebanggaan mereka yang tampil. Panggung diperkaya dengan properti sederhana dan latar dengan layar yang menampilkan animasi. Sebuah miniatur pesawat capung milik Pilot juga ditampilkan. Namun pertunjukan dari kisah petualangan Pangeran Cilik ini kurang gereget, bisa dikatakan agak serius. Perjalanan petualangan tak terlalu dieksplorasi di panggung.


Posted

in

by

Tags: