Kronik I: Politik – Ferdinando Septy

Majalah Tempo Edisi 5-11 Desember 2005

  1. Tanggal 11/12/2005, Tempo menerbitkan tulisan yang mengkritisi sikap mantan Presiden Susilo Bambang Yodhoyono (SBY) dalam memilih para pembantunya (Menteri). Alhasil,  SBY justru memilih Dr Boediono sebagai Wakil Presiden kedua setelah sebelumnya SBY berpasangan dengan Jusuf Kalla dan Boediono sebagai menterinya di periode sebelumnya. Alasan sby memilih Boediono bukan karena tim sebelumnya dianggap gagal tapi demi mendaptkan “the right man in the right place.” (Wajah Lama Jabatan Baru, 2005)
  2. 11/12/2005. Susilo Bambang Yodhoyono (SBY) menyebut Boediono akan masuk jajaran menteri kabinetnya. Alsannya bukan soal tim ekonomi saat ini tidak mampu bekerja. Tetapi, “saya hanya melihat the right man in the right place dan siapa yang lebih baik melakukan koordinasi.” (MENEBAK TEKATEKI SBY, 2005)
  3. 11/12/2005. MA, selain memutuskan hukuman penjara dan denda 30 juta untuk Probo, juga mewajibkannya mengembalikan Rp 100,91 miliar uang negara yang hilang. Probosutedjo didakwa menyelewengkan kredit dana reboisasi, dan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 2003 menjatuhkan hukuman empat tahun. Pengadilan Tinggi Jakarta meringankan menjadi dua tahun. Probosutedjo mengajukan kasasi ke MA pada pertengahan 2004. (KPK dan Kasus Probosutedjo, 2005)
  4. 11/12/2005. Boediono, Menurut sejumlah pihak, adalah figur yang tepat untuk mengisi jabatan Menteri Ekonomi menggantikan Aburizal Bakrie. Di Bursa Efek Jakarta, indeks saham gabungan saat perdagangan di tutup langsung melejit 2,1 persen atau 23 poin ke level 1.119,417. Di pasar uang, kurs rupiah pun menguat 33 poin menjadi Rp 9.997 per US$ 1. (Beban atau Tantangan Sang Menteri, 2005)
  5. 11/12/2005. Xanana Gusmao, Presiden Timor Leste, pernah dibuat repot oleh Badan Bentukan PBB, Serious Crimes Unit (SCU) terkait dugaan kasus pelanggaran hak asai manusia di Timor Leste. SCU diam-diam pernah menuntut Wiranto dan kawan-kawan pada 2003 ketika pengadilan Ad Hoc ketika pengadilan di Jakarta masih berlangsung. Xanana, yang tauh belakang, dan meminta agar niat itu diurungkan (Bola Panas dari Timor Leste, 2005).
  6. 11/12/2005. Di atas panggung berlatar merah, dan putih Wakil Presiden Jusuf Kalla menebar senyum, sabtu dua pekan lalu. Kalla menyampaikan pidato politiknya tanpa teks resmi. Rileks dan mengalir. Hanya 15 menit di panggung, Ketua Partai Golkar ini lantas bicara tentang sikap politik partai yang pro-pemerintah, sejarah Golkar hingga perlunya partai politik yang sehat dalam negara demokrasi (Akibat Pidato Tanpa Teks, 2005)
  1. 11/12/2005. Tempo mewawancarai KH Ma’ruf Amin terkait upaya penangulangan terorisme di Indonesia. Ketika ditanya soal apa latar belakang pembentukan Tim Penanggulangan Terorisme (TPT), KH Ma’ruf Amin mengatakan, awalnya kami bertemu Wakil Presiden dan di sana kami memperoleh penjelasan tentang VCD teroris serta beredarnya buku karangan Imam Samudera (Wawancara Tempo: Tak Cukup dengan Fatwa, 2005).
  2. 11/12/2005. Sejarah mencatat, DPR akhirnya menyerahkan kembali pengawasan ke badan yang independen, yang kemudian dikenal dengan KPI. Sebagai wakil khalayak pemeirsa televisi dan pendengar radio, para anggota KPI dipilih langsung oleh DPR (Membajak Kendali Penyiaran, 2005).
  3. 11/12/2005. Atas pengaduan Probo pula, kasus itu kini menjadi pekerjaan rumah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun, KPK belum menemukan bukti kuat tentang jaksa atau hakim yang menerima suap (Menggiring Eko Masuk Penjara, 2005).
  4. 11/12/2005. Sebuah pertemuan penting digelar di rumah dinas Bupati Bojonegoro, H.M. Santoso, senin dua pekan lalu. Peretemuan itu semula direncanakan terbuka dan mengundang juru warta. Namun, mendadak diputuskan tertutup. Anggena tunggal: membahas rencana pengelolaan ladang minyak raksasa di Banyu Urip, Bojonegoro, Jawa Timur. Hingga kini, hak pengelolaan salah satu sumber minyak di Blok Cepu itu statusnya masih diperebutkan ExxonMobil dan Pertamina (Retak Itu Kian Menganga, 2005).

Posted

in

by