Majalah Amanah 203 18 April – 1 Mei 1994
- 18 April 1994
Laode Ida mengomentari PPP dan NU yang semakin mesra, terutama selepas mereka melakukan buka bersama pada 18 April 1994 bersama tokoh NU Abdurahman Wahid (Gus Dur) di Majalah Amanah pada tanggal 18 April 1994. Kedekatan ini terjadi karena dugaan dilakukannya konsolidasi politik PPP, terutama dengan desas-desus Gus Dur akan maju sebagai calon yang diusung PPP.
- 18 April 1994
Majalah Amanah pada 18 April 1994 mengomentari manuver Lembaga Karyawan Dakwah Islam yang berganti nama menjadi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) sejak 1983. Lemkari dianggap sebagai ormas Islam yang tertutup dan mengkhawatirkan masyarakat karena memiliki ajaran yang berbeda dengan umat Islam kebanyakan di Indonesia.
3. 18 April 1994
Majalah Amanah pada 18 April 1994mewartakan KH Thoha, tokoh yang tinggal di Kediri, Jawa Timur dan memiliki para pengikut setia hijrah dari Golkar ke PDI sejak 1987. Dalam liputannya, hijrah KH Thoha hirah untuk dapat melakukan lebih banyak dakwah lewat PDI. Kedekatannya dengan keluarga Soekarno pun diduga menjadi faktor hijrahnya KH Thoha. Keberadaan Megawati, anak Soekarno, sebagai pimpinan pucuk PDI membikin KH Thoha mendukung ikut memperjuangkan aspirasi politiknya.
4. 18 April 1994
Majalah Amanah pada 18 April 1994membahas Kelompok 30 dibentuk untuk memerangi pengaruh LDII yang semakin berkembang di Indonesia. Kelompok 30 berisi para mantan mubalig dan amir Islam jamaah yang bertaubat dan kembali ke ajaran yang umum. Kelompok 30 diketuai oleh Bambang Hafiluddin, mantan amir Islam Jamaah.
5. 18 April 1994
Majalah Amanah edisi 18 April 1994 meliput kegiatan keagaman mahasiswa Indonesia di Melbourne, Australia. Kehidupan keagamaan mereka terasa kental sekaligus menepis pandangan umum bahwa mahasiswa yang kuliah ke Barat akan ikut “maksiat”. Banyak organisasi-organisasi Islam yang dibentuk mahasiswa Islam Indonesia di Melbourne, seperti Monash Indonesian Islamic University, Himpunan Pengajian Islam At Taqwa, dan Masyarakat Islam Indonesia.
6. 18 April 1994
Majalah Amanah edisi 18 April 1994 mewartakan biografi Hajah Titi Sulaksmi Soebono Mantofani, kakak BJ Habibie, yang telah mendirikan masjid kecil di Desa Jombang, Jawa Barat, dan mendirikan majelis taklim. Hajah Titi pun pernah diprediksi jadi guru oleh BJ Habibie dan itu benar-benar terjadi ketika ia mengajar beberapa sekolah.
7. 18 April 1994
Majalah Amanah mewartakan Pesantren terpadu di bawah Yayayasan Prasetya Mandiri hendak didirikan oleh Majelis Taklim Jam’iyyatul Mujahidat yang diisi oleh sebagian besar kaum ibu-ibu pada 18 April 1994. Tujuan dari pembangunan pondok pesantren tersebut adalah untuk mengintegrasikan antara pendidikan Islam dengan pendidikan umum untuk membentuk insan yang mandiri Rencana pembangunan tersebut disampaikan dalam berbagai acara pengajian kecil maupun acara hari-hari peringatan Islam yang terakhir dilaksanakan di Tablig Akbar di masjid Istiqlal, Jakarta.
8. 18 April 1994
Zainal Arifin Thoha mewacanakan upaya kontekstualisasi kitab kuning dalam sebuah opini di Majalah Amanah terbitan 18 April 1994. Adapun urgensi untuk kontekstualisasi kitab kuning dilakukan untuk membikin kitab kuning menjadi luwes terhadap situasi dan konteks sehingga ia menjadi tidak kaku.
9. 18 April 1994
Majalah Amanah terbitan Februari 18 April 1994 mengomentaro BMOIWI sebagai organisasi Islam perempuan Indonesia yang sedang mengalami krisis kader. Menurut Ketua Presidium Periodik III, BMOIWI mengalami lemah etos kerja, kurang punya rasa memiliki, dan kurang etos kerja.
10. 18 April 1994
Majalah Amanah terbitan Februari 18 April 1994 mewartakan biaya biro-biro haji yang mahal dan kualitas pelayanannya kurang baik di Indonesia. Biro-biro mahal tersebut diminati karena mereka menawarkan banyak fasilitas yang menarik dan iming-iming pahala lewat lokasi-lokasi yang akan dikunjungi.