Komentar atas Kata Pengantar Buku A New Theory of Education Reform in Indonesia Oleh Ella Yulaelawati

Buku ini merupakan hasil tulisan thesis PhD seorang praktisi dan akademisi pendidikan bernama ibu Ella Yulaelawati. Buku setebal 400-an halaman ini menjelaskan tentang permasalahan pendidikan Indonesia dilihat dari perspektif postcolonial. Hanya terdiri dari dua paragraf, kata pengantar di buku ini secara bahasa biasa saja dan tidak ada kalimat yang memukau. Selayaknya abstrak dari sebuah jurnal ilmiah. Mungkin, karena buku ini ditulis dari hasil karya ilmiah thesis, sehingga gaya bahasa yang muncul sangat to the point pada permasalahan yang diangkat dan apa yang beliau kerjakan terkait dengan thesis ini. 

Hanya saja, buku ini akan memikat orang-orang yang ingin melihat permasalahan sistem pendidikan secara lebih holistik, dan kontekstual dengan kondisi sosial, budaya dan ekonomi Indonesia. Sebab, buku ini dihasilkan dari pemikiran dan pekerjaan yang serius dengan upaya untuk melakukan dekontekstualisasi dan rekontekstualisasi atas riset-riset sebelum dan praktik-praktik pendidik dan birokrat pendidikan yang terjadi di pendidikan Indonesia. Artinya, ibu Ella telah membongkar wacana mengenai reformasi pendidikan, yang hingga saat ini masih didominasi oleh wacana pemikiran barat, dan beliau melakukan rekontekstualisasi wacana reformasi pendidikan tersebut agar lebih sesuai dengan kondisi yang terjadi di Indonesia. Hal ini yang membuat buku ini menarik untuk dibaca, dan diserap data-datanya untuk dijadikan bahan konsiderasi dalam melakukan kritik terhadap sistem pendidikan. 

Sayangnya, sumber literatur seperti demikian masih minim meskipun sangat signifikan ketika membicarakan tentang kritik reformasi pendidikan. Dalam sebuah forum online oleh Smeru Research Institute, bapak Anindito Aditono, Kepala Badan Standar, Kurikulum, & Asesmen Pendidikan (BSKAP), mengakui bahwa timnya sangat kesulitan dalam mencari referensi literatur lokal untuk menyusun instrumen-instrumen dalam Kurikulum Merdeka dan Asesmen Kompetensi Minimum karena ketersediaannya yang minim. Pengakuan beliau membuat saya berfikir wajar jika kebijakan-kebijakan reformasi pendidikan cenderung, atau bahkan, selalu gagal dalam implementasinya karena minimnya sumber-sumber literatur yang membicarakan tentang rekontekstualisasi dari wacana besar reformasi pendidikan, seperti halnya yang dilakukan oleh ibu Ella Yulaelawati ini. 


Posted

in

by