Category: Penerbit

  • Yayasan Pantau

    Yayasan Pantau adalah sebuah lembaga yang bertujuan memperbarui jurnalisme di Indonesia. Nama “Pantau” berasal dari sebuah majalah yang diterbitkan oleh Institut Studi Arus Informasi (ISAI) pada tahun 1999. ISAI dan Article XIX, sebuah organisasi kebebasan media dari London, bersama-sama memantau televisi dan menerbitkan penelitiannya lewat “newsletter” Pantau. Pada akhir 2000, muncul pemikiran untuk membuatnya lebih […]

  • Majalah Aktuil

    Putus Dirundung Malang Kisah sukses majalah Aktuil sebelum bermimikri jadi Editor. Oleh Agus Sopian ANGIN kering bulan Juni berembus di Jalan Lengkong Kecil, Bandung. Percetakan PT Timbul yang menempati gedung nomor 57, bangunan ekskolonial Belanda berlantai dua, terasa sunyi. Di lantai satu, terlihat sebuah kamar kerja dengan perabotan tua yang menyita ruang. Hanya ada dua […]

  • Kompas Gramedia

    Dari Sang Pemula ke Jaringan Bisnis KG Ketika tahun 1963 Jakob Oetama diajak P.K. Ojong mendirikan Majalah Intisari, tak terbayangkan bahwa inilah langkah awal Sang Pemula, yang kemudian menjadi jaringan bisnis raksasa Kompas Gramedia (KG). Majalah Intisari didirikan P.K. Ojong (Auwjong Peng Koen 1920-1980) bersama Jakob Oetama pada 1963. Ojong mendirikan Intisari, setelah pada 1 […]

  • Jejak Boekhandel Tan Khoen Swie Kediri

    DI ATAS pintu depan toko itu hanya terlihat papan kayu biru kusam bertuliskan “SURABAYA”. Toko di Jalan Dhoho, Kediri, itu menjual bahan makanan seperti abon, dendeng, ke-rupuk. Pada era 30-an, toko itu bernama “SOE-RABAIA”, terkenal sebagai pusat penjualan ban Dunlop dan onderdil mobil. Berjajar dengan toko tersebut terdapat bangunan 12 meter persegi yang kini sehari-hari berfungsi […]

  • Buku-buku Romeo dari Pontianak

    Kalimantan dan beberapa kota di kawasan Indonesia Tengah, sepengetahuan saya sangat jarang tercantum sebagai alamat penerbit buku-buku yang pernah saya catat, kecuali Institut Dayakologi. Apalagi penerbit dari kawasan timur Indonesia, kecuali Ende Flores.

  • Indie Book Corner

    Indie Book Corner adalah sebuah proyek yang digawangi oleh Irwan Bajang bersama Anindra Saraswati. Di tengah ketidaksibukan menulis dan menyunting naskah, mereka menyempatkan untuk membantu penulis-penulis pemula yang ingin menerbitkan bukunya. Banyak buku yang ditolak penerbit major label, padahal belum tentu buku itu jelek dan tidak layak baca. Kebanyakan masalahanya terletak pada tinjaun pasar dan […]

  • Balai Poestaka

    MUHIDIN M DAHLAN | Balai Poestaka/Volkslectuur didirikan dalam rangka Politik Etis di samping lembaga-lembaga lain, yaitu sebagai alat untuk menyisipkan dan menyebarkan sejumlah konsep dan nilai Barat bercap modern di Hindia Belanda, sekaligus untuk menjaga tatanan kolonial. Di sini, tulis Jedamski (2009) dan Jerome (2009) Balai Poestaka (BP) telah berfungsi sebagai “penyebar peradaban, penyebar modernisasi, penenang”.

  • Balai Poestaka dan Penjina'an “Batjaan Liar”

    Salah satu tugas utama Balai Poestaka (BP) adalah menjinakkan apa yang mereka sebut “bacaan liar” atau meminjam istilah Furnivall sebagai bacaan “murahan dan memuakkan”. Dan umumnya “bacaan liar” itu adalah buku atau naskah-naskah yang diproduksi aktivis pergerakan dan organ-organ kebangsaan yang bekerja habis-habisan untuk membibitkan kesadaran kolektif kebangsaan.

  • Romeo Grafika Pontianak (RGP)

    Di kota ini ada satu “Romeo” yang dimotori oleh seorang Haji bernama Sulaiman Ahmad. Haji Sulaiman punya peran besar dalam membangkitkan gairah intelektualitas dan perbukuan di Pontianak.

  • Rumah Penerbitan Ininnawa Makassar

    Komunitas Ininnawa, yang terintis 10 tahun silam, setidaknya telah ikut mewarnai peradaban di jazirah selatan Sulawesi. Euforia unjuk rasa dan gemuruh roda kapitalisme perlu diimbangi gerakan kultural.