Skip to content

Esai

Tati D. Wardi | Paradigma Baru Literasi

Pendidikan yang berporos pada kemampuan nalar belakangan menjadi isu yang gencar disuarakan para ahli pendidikan. Prof Iwan Pranoto, guru besar matematika Institut Teknologi Bandung, misalnya, dalam sejumlah tulisannya mengingatkan soal pendidikan bernalar. Kemampuan bernalar dalam konteks ini mencakup daya berpikir logis, keterampilan mengolah informasi dari bacaan, dan kemampuan menyimpulkan dengan pemikiran sendiri.

Dalam disiplin ilmu pendidikan, kemampuan nalar sejatinya bertaut erat dengan literasi. Perlu dicatat, konsep literasi di sini tak lagi dimaknai secara sempit yang terbatas pada kemampuan baca-tulis, tapi juga berkaitan dengan kemampuan memaknai teks, seperti huruf, angka, dan simbol kultural, seperti gambar dan simbol secara kritis.Read More »Tati D. Wardi | Paradigma Baru Literasi

Dian R Basuki | Kapan Kita Punya Proyek Gutenberg Sendiri?

Naskah kuno yang jadi koleksi Museum Radya Pustaka di Solo kabarnya bakal di-digitalisasi mulai tahun depan. Meskipun terlambat, rencana ini patut disambut baik. Naskah yang ditulis dalam huruf Jawa akan dialihaksarakan ke dalam huruf Latin. Bahasanya pun akan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Alih-aksara dan alih-bahasa itu memang harus dilakukan agar semakin banyak orang bisa membaca isi naskah-naskah tersebut. Jika naskah kuno itu hanya didigitalisasi tapi masih dalam Bahasa Jawa, manfaatnya hanya terbatas karena yang mampu membaca mungkin hanya bertambah sedikit.Read More »Dian R Basuki | Kapan Kita Punya Proyek Gutenberg Sendiri?

Mahfud MD | Tanggapan atas Esai Refly Harun soal MK | 10 November 2010

Ketika KPK 2 Oktober 2013 menangkap Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar, esai Refly Harun “MK Masih Bersih?” di Harian Kompas 25 Oktober 2010 kembali ke ruang ingatan. Bukan  itu saja, esai itu seperti mortir yang ditembakkan langsung ke Gedung MK dalam jarak dekat. Esai yang admin nobatkan sebagai esai hukum terbaik satu dekade awal abad 21 itu pun bikin geger. Ketua MK, Moh Mahfud MD, langsung pasang badan. Serangkaian pernyataannya di koran-koran yang tersimpan di @warungarsip serasa seperti skak mat bagi Refly.Read More »Mahfud MD | Tanggapan atas Esai Refly Harun soal MK | 10 November 2010

Refly Harun | “MK Masih Bersih?” | Salah Satu Esai Hukum Terbaik Satu Dekade Awal Abad 21

Dengan ditangkapnya Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar pada 2 Oktober 2013, maka esai hukum Refly Harun “MK Masih Bersih?” yang dimuat Kompas pada 25 Oktober 2010 admin nyatakan sebagai salah satu esai terbaik dalam satu dasawarsa. Esai inilah yang membuat Refly, sang penulis, head to head dengan MK. Esai ini yang mendorong MK menjadi headline di koran cetak dan daring pada akhir Oktober hingga awal November 2010.Read More »Refly Harun | “MK Masih Bersih?” | Salah Satu Esai Hukum Terbaik Satu Dekade Awal Abad 21

Tirto Suwondo | Hari Puisi Indonesia dan Potret Produksi Buku Sastra (di) Yogyakarta

Orasi Budaya Kepala Balai Bahasa Tirto Suwondo ini disampaikan pada Perayaan Hari Puisi Indonesia dan Peluncuran Buku Puisi OBITUARI RINDU (S. Arimba) dan TANGAN YANG LAIN (Tia Setiadi) pada Jumat, 26 Juli 2013 pukul 15.00, di Perpustakaan gelaranibuku, Indonesia Buku, Jalan Patehan Wetan No 3, Alun-Alun Kidul, Keraton, Yogyakarta.Read More »Tirto Suwondo | Hari Puisi Indonesia dan Potret Produksi Buku Sastra (di) Yogyakarta

Asvi Warman Adam | Krisis Buku Pedoman Sejarah

Kesemrawutan pendidikan sejarah di Indonesia pada era reformasi ini tidak hanya menyangkut gonjang-ganjing kurikulum, tapi juga mengenai buku standar yang tidak tersedia. Sejak 1975, buku Sejarah Nasional Indonesia (SNI) dijadikan buku pedoman untuk pengajaran sejarah di sekolah. Jadi, buku-buku teks yang digunakan dalam kelas harus mengacu pada buku “babon” tersebut. Dalam buku yang terdiri atas enam jilid itu (dari zaman purbakala sampai awal pemerintahan Orde Baru), jilid terakhir, yang membahas peralihan kekuasaan dari Sukarno kepada Soeharto, paling banyak dikritik. Dimensi politisnya sangat kental, yakni memberi legitimasi kepada rezim Orde Baru yang dipimpin Jenderal Soeharto dan mereduksi peran Sukarno dalam sejarah Indonesia.Read More »Asvi Warman Adam | Krisis Buku Pedoman Sejarah