Jurnal Pekan Pertama Langit Gemintang

Minggu pertama di Radio Buku penuh dengan pekerjaan pustaka. Saya bekerja banyak menyortir buku-buku yang masih segar dari Magelang. Buku-buku itu macam-macam bahasanya, ada yang berbahasa Inggris, Jerman, Prancis, sampai Jepang dan Tiongkok. Sebagian buku menarik. Saya bertanya berapa lama buku-buku tersebut dapat dikumpulkan.

Saya menjadwalkan piket menyortir pada hari Selasa, Kamis, dan Jumat. Namun karena saya mengganti hari selasa menjadi hari rabu karena saya harus menyelesaikan materi diskusi di Fisipol UGM. Akan tetapi, diskusi itu malah sepi ketika saya datang sehingga saya bisa lebih leluasa meminta izin untuk pergi ke Radio Buku. 

Menyortir buku sesuai kategorinya mungkin terdengar membosankan, tetapi anehnya saya tak merasakan hal yang demikian. Istilah yang cocok untuk menyebutnya adalah weirdly satisfying. Saya jadi belajar tentang metode MANDALA dalam pengklasifikasian buku bacaan.  Metode tersebut akhirnya saya pakai untuk menyortir sumber bacaan saya yang ada di laptop dalam bentuk PDF. Kerja rutin mengklasifikasikan buku terasa menyenangkan karena sesekali saya jadi penasaran dengan buku itu. Di sisi lain, saya juga ikut senang karena sembari menyortir saya mengobrol dengan kawan-kawan di Radio Buku tentang berbagai topik, dari yang serius, ngaco, sampai aburd nir konteks.

Datang ke Radio Buku di Sewon saya akui memang melelahkan. Rumah saya ada di Ngaglik, letaknya di Sleman yang menjelang lereng Merapi. Kadang saya harus mampir ke tempat lain dulu sebelum ke Sewon untuk mengurus sesuatu. Akan tetapi, saya merasa senang untuk datang ke Radio Buku. Saya punya banyak kesempatan untuk belajar dan tentu menunaikan kewajiban saya sebagai sukarelawan. Small talk dengan kawan-kawan sudah kelewat berharga. Saya menjadi murid sekaligus guru selama mengobrol dengan yang lain.

Pada hari Sabtu kami mengikuti kelas esai lanjutan dari Gus Muh. Kelas itu berisi materi teknis yang bagi saya sangat menarik. Saya jadi lebih peka tentang bagaimana menuliskan ide dengan baik. Bahkan Gus juga membocorkan honor yang diberikan koran-koran kepada para kontributornya. 

Pada hari minggu ini saya sedang memperistirahatkan tubuh Saya. Tak pergi kemanapun hanya di rumah menulis jurnal ini dan mengerjakan beberapa hal. Paru-paru saya sedang beristirahat dari menghisap asap kendaraan yang tak pernah habis di kota. Pikiran juga sedang beristirahat menghadapi pengendara yang seperti setan menyetirnya.


Posted

in

by