Jurnal Pekan Ketiga Bachtiar Rifai

Pekan ke-4 yang dimulai pada 20 September – 24 September 2022. Kegiatan Volunteer Radio Buku Batch #8 adalah dengan mengarsipkan buku majalah dan membuat Podcast mengenai cerita pendek (cerpen) atau bisa juga essai. Pada pekan ke-4 ini penulis mengambil jadwal pada hari Selasa dan Kamis. Pada pekan ini penulis merasa mendapatkan ilmu yang besar mengenai kehidupan yaitu ilmu kesabaran. Dimana pekerjaan arsip adalah hal yang sangat melelahkan. Padahal penulis tidak banyak bergerak tetapi malah merasa melelahkan. Apalagi, mendegar hal ini akan dilakukan selama tiga pekan lamanya. Namun, penulis sadar bahwa tidak semua hal yang dilakukan harus dilakukan dengan senang hati bukan? Tetapi juga perlu melakukan sesuatu hal untuk orang lain. Dengan komitmen yang ada mengikuti kegiatan Volunteer Radio Buku Batch #8 penulis bisa menyelesaikan 4 majalah. Majalah tersebut antara lain:

  1. 1994 10_RISALAH_No.8_TH.XXXII
  2. 2003 07_Muara
  3. 2006 03-04_KAKILANGIT_Th.II_Ed.16
  4. 2013 09_BANGKIT_Th.II

Majalah tersebut yang nantinya akan dijadikan 10 kronik sebagai tugas pada pekan ini. SSelain itu, penulis juga melakukan rekaman suara cerita pendek. Cerita pendek tersebut memiliki judul Aku dan Adinda. Cerpen tersebut menceritakan sebuah kerinduaan kakak terhadap seorang adik. Selain itu juga menceritakan kerinduan akan seorang kekasih hati. Dalam pembacaan cerpen tersebut penulis menyadari banyak sekali kesalahan yang membuat penulis tidak puas. Pada hari Sabtu, 24 September 2022 penulis mendapatkan masukan dari Mas Faris mengenai podcast. Dimana memerlukan adanya Intonasi, artikulasi, kebulatan suara, delivery, dan story telling. Apalagi diputarkan audio teman-teman yang memiliki pengalaman di podcast menjadi masukin lebih untuk penulis. Kata-kata berkesan dari satu rekan Volunteer Radio Buku Batch #8 yaitu Mba Dhea Jhoty Putri “Suara yang bagus dan menarik dalam audio memerlukan waktu serta proses” membuat sadar penulis bahwa tidak ada yang instan disini. Masih ada beberapa pekan untuk mengoptimalkan kegiatan podcast ini. Setelah itu, acara dilanjutkan ke tema pembahasan “Matinya Pendidikan di Indonesia”. Ditempat itu kami bertemu dengan Kang Ersa selaku pembimbing grup Voice of Baceprot (VOB) dan Kang Uud. Disana penulis mendapatkan wawasan mengenai problematika pendidikan saat ini. Pendidikan yang terlalu tersistem sehingga melupakan kebebesan berpikir. Apalagi, ketika sekolah dijadikan sebagai ajang persaingan nilai. Hal ini mengingatkan saya akan kata-kata Albert Einstein “But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid”. Menurut saya, Kang Ersa merupakan cerminan guru masa depan. Dimana beliau bisa bertahan menjadi guru dengan system yang rusak. Mungkin, butuh lebih banyak lagi guru-guru seperti Kang Ersa yang berani melakukan perubahan. Sesuai dengan kata-kata Sandiaga Uno “Jangan mau jadi kaum rebahan tetapi jadilah kaum perubahan”.


Posted

in

by