Jurnal Pekan Kedua Dhea Jhoty

Mari kita lanjutkan di pekan kedua. Perkenankan saya untu mendeklarasikan pekan kedua sebagai pekan nano-nano. Pekan yang membawa saya akan pemahaman yang baru. Di hari pertama selasa 13 september 2022, untuk pertama kalinya saya mengunjungi diorama arsip. Visual yang di suguhkan cukup epik. Hebat orang-orang yag berhasil memvisualkan sejarah dengan begitu cantik. Tidak keseluruhan cerita di tampilkan di sana, terutama sebab terpisahkan yogyakarta dan solo (entah saya yang kurang mengamati atau memang tidak ada). Sebelumnya saya pernah mengunjungi museum ullen sentalu, yang saya tangkap dalam perjalanan itu ialah silsilah kerajaan yogyakarta dan solo ada di visualkan (garis keturunan). Saat itu juga sebabagi pengunjung yang tidak mengerti apapun saya di beritahu oleh tour gaide sejarah terpisahnya yogyakarta dan solo., hal ini sepertinya tidak saya raskan saat di arsip. Saat melihat ada gambaran kota yogyakarta yang saya cari terlebih dahulu ialah pasar kembang. Bahasa kerennya sarkem. Mengapa saya mencari tempat itu? Bagi saya itu tempat wisata. Saya ingin bertanya kepada siapa saja yang berkecimpungan dalam membangun arsip tersebut, apa alasannya banyak yang di sembunyikan, toh katanya arsip wkwkwk.

Di hari rabu  14 September 2022 menyerbu langgar co, berdialog bersma mas irfan afifi tentunya nama ini masih asing bagi saya. Saya tidak mengenal beliau, bahkan saya tidak tahu bahwa beliau menulis. Berdialog tentang budaya, beliau memaparkan apa itu budaya. perjalanan yang ia lalui menemukan titik pada pemahaman bahwa berbudaya juga memahami kita sebagai manusia, budaya itu bergulir dalam kehidupan manusia. Era yang kini semakin maju mengajak kita untuk menyaring kembali budaya apa yang masih relevan dan apa yang tidak begitu relevan. Melihat kembali budaya-budaya indonesia yang lalu, sembari memahami perihal manusia. Ketika belajar berbudaya secara langsung kita belajar seperti apa menjadi manusia. Ketika berbudaya itulah kita mencoba untuk cipta, karsa dan rasa. Dalam berbudaya pendidikan semestinya mendidik kompetensi yang dimiliki oleh manusia secara komplit. Tidak hanya sekedar menghafalkan materi namun juga belajar untuk mebciptakan cipta, rasa dan karsa.

Kamis 15 september 2022 menuju yang katanya PT Literasi hehehe (salahhh, salahhh). Lebih tepatnya mojok, awalnya aku heran kenapa harus diberi nama mojok, apakah terinspirasi dari anak-anak yang sering mojok waktu sekolah? Atau orang dewasa yang suka mojok di tembok sembari menatap langit-langit kamar, mendengarkan playlist “nangis aja gak papa, hidup memang berat”. Mungkin ada yang tahu? Kalo ada yang tahu kenapa diberi nama mojok boleh hubungi nomor berikut heheheh.

Okey, yang biasanya saya harus satu jam sebelumnya sudah berangkat ke arah selatan, kali ini saya santai-sayai saja walaupun tersesat sedikit ygy. Mojok terletak di jalan kaliurang dekat sekali bukan, setidaknya hemat bensin dalam satu hari. 

Kunjungan di mojok sepenangkapan saya, memaparkan dari mana saja mojok itu mendapat penghasilan, ternyata besar juga ya biaya iklan yang dipasang di suatau media buktinya bisa membayar gaji para buruh literasi dan membeli mac book hehehe. Saya blank apa yang saya dapatkan selama di mojok jujur. Maaf ya para fasil ( emot sedih ). 

Sabtu 17 september 2022

Kita skip di hari jum’at karena memang di hari jum’at saya tumbang. Hal yang sudah saya nanti-nanti kapan saya akan tumbang dari perjalanan utara menuju selatan lalu sebaliknya. Alhasil saya tidak mengunjungi FKY. 

Di hari sabtu pak UUD, alias bapak salahuddin bukan undang-undang dasar ygy. Pak uud menekan perihal pentingnya nilai akan suatau produk yang kita buat. Sehingga dalam pembuatan produk kita tidak boleh hanya fokus pada produk saja melainkan nilai atau manfaat dari produk tersebut lebih utama. Ketika dalam kehidupan bermasyarakat ingin menyampaikan sesuatu cobalah untuk masuk dan memahami karakter mereka. Bisa dimulai dengan menyederhanakan bahasa yang akan disamampaikan. sebagai pemuda hari ini kita harus tumbuh menjadi problem solver. Setelah mengikuti kelas ini say ajadi menemukan perspektif baru bahwa, yang bertambah dalam kehidupan sebagai manusia bukan hanya usia. Ketika usia bertambah maka, bertambah pulalah anak-pinaknya melebihi soal UAS di perkuliahan.  “Ketika kamu ingin memecahkan suatau maslah kamu harus fokus pada pesan atau value yang ingin dituju.” Mungkin itu yang dimaksud oleh pak undang-undang eh salah pak uud. Ada satu lagi point penting dari pak uud tidak apa-apa tidak mengerjakan tugas hehehe.

Selain pak uud ada mb endah penyiar kondang radio buku, mengudara bersama gus muh pada masanya, inngat yah pada masanya wkwkwk. Sebenarnya saya saat itu ingin bertanya seperti apa caranya untuk bisa mencoba magang di radio hehe, jujur pernah terlintas saya ingin coba-coba di radio. Cuman lidah saya terlalu keluh, nyalinya ciut heheh. Hingga akhirnya tetap menjadi pertanyaan yang belum terjawab heheh. 

Penyiar itu tidak hanya bersuara saja melainkan juga multitasking. Seorang penyiar harus memahami tipe microfon, ( jangan hanya memahami tipe idamanmu, sadar dong dirimu bukan tipe dia). Saya baru tahu bahwa ada mikrofon yang bisa digunakan secara dekat dan ada yang harus digunakan secara jauh. Sepemahaman saya selama ini mikrofon harus jauh kalo dekat nanti bisa nyentrum. Saat melakukan siaran di radio itu seolah kita sedang berbincang dengan teman, jadi bawaannya bisa enjoy. Sepertinya cukup di hari sabtu mari kita lanjut mengayuh sepeda, menguatkan mental, menerima kenyataan.

Minggu 18 September 2022 

Be honest (anak jogut), hari minggu aku berniatan untuk tepat waktu namun sewajarnya merencanakan tetap allah yang menentukan, di hari iru aku telah ditakdirkan untuk menjenguk adikku, sehingga aku izin untuk datang telat, ada beberapa juga yang izin telat hingga akhirnya ulti dari pemateri hari itu menyatakan maklumatnya “kelas di undur, jika tidak datang tepat waktu sebaiknya kelas ditiadakan” wawa amazing, saya kaget dan agak ada rasa bersalah tapi mohon maaf mas fasil saya sudah di takdirkan untuk  menjenguk adik saya.

Datanglah saya ke rumah baru bernama radio buku (walalupun sudah dibangun beberapa tahun lalu). Suasana hening hanya speaker yang berani bersuara lantang. Akhirnya kelas dimulai materi tentang podscast dipaparkan. Konsistensi menjadi faktor penting untuk berpodcast ria, sebagai seorang podcaster ( begitulah mas fasil menamai dirinya wkwkw. ). Untuk membuat podcast harus dibikin dulu materinya, belanja paragraf dan Susun strategi penyampaiannya.

Mendengarkan Buku, Membuka Cakrawala
© Copyright 2024 Radio Buku - All Rights Reserved
menu-circlecross-circle linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram