Datang dari jauh, tiga perempuan. Satu berkeluarga lengkap, satu janda empat anak, satu lagi lajang. Dari NTT berniat belajar menata perpustakaan. Banyak menyimpan buku tapi tak tahu cara merawatnya. Perpustakaan Gelaran Iboekoe dianggap tepat untuk belajar kepustakaan.
Susan, perempuan pertama ini bercerita banyak tentang organisasi PEKKA. Pertama kali PEKKA datang ke Adonara, NTT, ditolak mentah-mentah oleh warga. Sederhana persoalannya, yang membawa PEKKA ke sana berjilbab, sementara mayoritas penduduk beragama Katolik. Mereka takut Islam akan membunuh mereka seperti Front Pembela Islam. Perempuan kedua, Veronica Tutowara, janda empat anak, berhasil mengangkat kehidupan ekonomi dan pengalaman hidup berkat PEKKA. Ia pun bisa menyekolahkan empat anaknya. Begitu pula dengan Apriani Ina Esek. Perempuan lajang yang jadi tulang punggung keluarga. Sebelumnya ia tak pernah diperhitungkan dalam masyarakat, namun berkat PEKKA kini ia bisa menyejahterakan keluarga dan menjadi narasumber di gereja dan beberapa pertemuan.