Soekarno menasihati istri Sultan tentang pentingnya pendidikan buat lelaki dan perempuan. Kepada Soekarno, Sultan Bima dan istri menjanjikan untuk kembali menyekolahkan Maryam. Begitu Soekarno pergi, gantian Maryam dimarahi habis-habisan oleh ibundanya karena dianggap mempermalukan orangtua.
Namun, Maryam tidak kapok. Esok harinya, sebelum berpidato di lapangan Kota Bima, Soekarno memanggil Siti Maryam dan bertanya,” Nduk, saya mau pidato, kamu mau nitip apa?”
Dengan bersemangat, Siti Maryam bercerita tentang aktivitasnya sejak dilarang bersekolah. Sekalipun menguasai bahasa Belanda, Inggris, Perancis, dan Jepang, dia merasa sulit mengembangkan diri. Dia akhirnya mendirikan organisasi wanita Rukun Wanita, yang banyak mengajarkan para perempuan di Bima tentang pengetahuan umum, bahasa, dan keterampilan. Maryam juga mendirikan sekolah guru bawah (SGB) sehingga tahu benar pembedaan jender yang dialami perempuan.
Maka, Maryam meminta agar Presiden Soekarno menyampaikan kepada masyarakat Bima agar tidak lagi memingit anak perempuan dan memberi kesempatan seluas-luasnya untuk meraih cita-cita dan pendidikan setinggi mungkin. (lebih…)