Saya membuka lagi boks hitam di gudang-kotak Warung Arsip di Sewon, Bantul ini. Boks hitam khusus menyimpan artefak beberapa majalah Balairung UGM yang sempat saya koleksi dan beberapa di antaranya disumbangkan para jurnalisnya yang sedang berkiprah dan mengasah kemampuan menulis di dalamnya.
Dan soal Balairung, tak ada kesan yang lebih mendalam selain melihat kembali salah satu edisinya yang legendaris dengan cerita sampul: “Scripta Manent! Mengabadikan Pengetahuan Lewat Buku”
Cerita sampul ini bersejarah karena dua hal. Pertama, ini adalah edisi peralihan dari Balairung berbentuk majalah menjadi Balairung berbentuk jurnal. Kedua, jurnal ini memulainya dengan isu buku di Jogja saat mata masih berkejap-kejap di abad 21. (lebih…)