Buku ‘Laskar Pelangi’ Versi Vietnam Dicetak Ulang

JAKARTA — Batch pertama Laskar Pelangi versi bahasa Vietnam sebanyak 2.000 buku terjual habis hingga akhir 2012. Melihat animo pasar di Vietnam, buku tersebut kini dicetak ulang.

Demikian rilis KJRI Ho Chi Minh City setelah memperoleh konfirmasi dari Humas perusahaan penerbit buku Hoi Nha Van yang mulai memasarkan Laskar Pelangi versi Vietnam pada Juli 2012, seperti tertuang dalam siaran pers Rabu (9/1/2013), seperti diberitakan Kompas, 9 Januari 2013.

Bahasa Vietnam menjadi bahasa ke-30 terjemahan Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Prestasi ini menempatkannya sebagai penulis Indonesia kedua yang karyanya mendunia.

Sebelumnya, sastrawan Indonesia Pramoediya Ananta Toer dengan Bumi Manusia-nya telah diterbitkan dalam 33 bahasa dunia. Pramoedya merupakan sastrawan dari ASEAN yang diunggulkan sebagai kandidat penerima Nobel Sastra. Sementara Andrea Hirata dengan Laskar Pelangi merupakan penulis Indonesia pertama yang karyanya diterbitkan oleh Farrar, Straus and Giroux (FSG), penerbit buku karya penulis pemenang Nobel, Pulitzer, dan berbagai penghargaan kelas dunia lainnya.

FSG tidak hanya menerbitkan Laskar Pelangi, namun juga melakukan perbaikan terhadap tampilan depan sampul novel Laskar Pelangi. Pekerjaan yang melibatkan sosiolog dan antropolog kenamaan Amerika Serikat ikut menyaring sampul depan tersebut.

FSG menginginkan sampul novel karyanya seperti sampul depan novel-novel karya para pemenang Nobel seperti Pablo Neruda, T.S. Elliot, dan Nadine Gordimer, Seamus Heaney, dan Mario Vargas Llosa yang mendapat nobel sastra tahun 2010.

Hasilnya, sampul novel versi international FSG memperlihatkan kedalaman budaya dari tampilannya. Sampul Laskar Pelangi versi FSG ini memberi pelajaran berharga bagi Andrea tentang bagaimana lebih memahami filosofi sampul depan sebuah novel.

Sukses Laskar Pelangi di ranah sastra terus bergulir, Andrea Hirata diundang untuk menjadi salah satu panelis bersama pemenang Pulitzer, Katherine Boo pada acara Byron Bay Writers’ Festival ke-16 di Australia.

Novel Laskar Pelangi juga telah menjadi referensi untuk studi sastra dan budaya di beberapa universitas di Australia. Sumbangan keberhasilan Laskar Pelangi tidak semata pada ranah satra, namun juga pada sektor pariwisata. Sejak Laskar Pelangi meledak di pasaran, sektor pariwisata di Belitung meningkat tajam.


Posted

in

by