#23Tweets | Komunitas – Paguyuban Sidji | Bantul

Sidji adalah akronim dari Seniman Imogiri Dlingo Jetis. Nama itu merupakan gabungan dari 3 wilayah Yogyakarta bagian selatan. Sidji terbentuk pada Mei 1999, kebanyakan anggotanya adalah seniman perupa. Alex TMT yang menjadi ketua Paguyuban Sidji didampingi Fikri, Hafis, dan Madek datang ke Radio Buku mengobrolkan partisipasi Paguyuban Sidji dalam Paralel Event Biennale Jogja 13 @BiennaleJogja

Personil Paguyuban Sidji

1 SIDJI merupakan kependekan dari “Seniman Imogiri, Dlinggo, dan Jetis”. Gabungan dari 3 wilayah Yogyakarta bagian selatan.

2 Sidji terbentuk pada Mei 1999, kebanyakan anggotanya adalah seniman perupa.

3 Sekretariat, dulu ada di depan pasar Imogiri Baru tapi sekarang lebih banyak berkumpul di rumah Mas Fikri di dusun Singosaren, Mukirsari, Imogiri.

4 Paguyuban Sidji sudah sering terlibat dalam beberapa event seni di Jogja. Mereka pernah berkontribusi dalam FKY tahun 2014, juga dalam Biennale ke-10 tahun 2009 yang mengangkat tema ruang publik.

5 Tahun 2013, paguyuban Sidji mengadakan pameran bersama dengan tajuk “Revolusi Kwek-Kwek” di Taman Budaya Yogyakarta.

6 Pertama kali terlibat Biennale pada tahun 2009, SIDJI mengangkat judul Sampah Agawe Sumringah. Mereka mengangkat figur dari barang-barang bekas.

7 Dalam Biennale 2015, SIDJI menyoroti masalah penyumbatan irigasi karena pembuangan sampah semabarangan oleh warga baik warga lokal maupun pendatang.

8 Penyumbatan ini sangat bermasalah ketika petani hendak mengaliri sawah dengan air, mereka harus membersihkan sampah-sampah tersebut lebih dulu. Petani mengeluh, banyak popok, pembalut, bangkai, dan sampah-sampah rumah tangga lainnya.

9 Masalah sampah ini terjadi di Sriharjo, Imogiri. Berawal dari keluhan salah satu anggota paguyuban SIDJI, mereka kemudian menelusuri masalah ini dan memikirkan tentang karya apa yang bisa dikampanyekan ke masyarakat.

10 Imogiri memang identik dengan sampah, wedang uwuh pun berasal dari sampah. Sampah bisa ditransformasikan ke bentuk lain yang lebih bermanfaat. kesadaran ini yang diharapkan mampu dibangun warga dalam kehidupan bermasyarakat.

11 Karya yang mereka buat yaitu kostum-kostum dari sampah dan sebuah ikon kuda troya yang mereka beri judul Mateni Sing Mukti, Mukti Sing Mateni.

12 Arti judul tersebut adalah membunuh yang berjaya tadinya, tapi setelah berjaya dia bisa membunuh kembali. Maskot Kuda Troya ini dibuat sepanjang 5 meter dan tinggi hingga 6 meter.

13 Pemilihan ikon kuda sendiri adalah ide Fikri Sidji, Kuda ini adalah sebuah hadiah yang bisa mematikan siapa yang mendapat hadiah. Kuda Troya adalah simbol dari sampah itu sendiri.

14 Dalam proses pengerjaan karya, paguyuban SIDJI dibantu oleh beberapa komunitas lain yakni komunitas Balek Kandang (dari mahasiswa Taman Siswa), IMIG (Ikatan Muda Mudi Islam Gaten), dan Imografi (komunitas dokumentasi Imogiri).

15 Untuk membuat karya-karya tersebut, SIDJI bersama pemuda sekitar mengumpulkan sampah warga.

16 Kampanye lewat karnaval ini sudah berdampak positif, warga berinisiatif membuat pembuangan sampah secara serius dan kesadaran bahaya akan sampah mulai terbangun.

17 Sebelum dipamerkan dalam Paralel Event Biennale Jogja 2015, kostum dan maskot dari sampah ini sudah ikut karnaval pada Bulan Agustus di Kecamatan Imogiri.

18 Maskot kuda Troya ini nantinya akan di pamerkan di Paralel Event Biennale Jogja 2015. Dengan ikon ini, SIDJI berharap kesadaran bahaya akan sampah yang tidak diusur secara serius meluas di Yogyakarta tidak hanya di dusun gaten.

19 Dengan metode “koncoisme” paguyuban SIDJI melibatkan pemuda dan warga sekitar untuk membuat karya mereka. Sambutannya luar biasa, pemuda jauh lebih semangat dan semakin memacu semangat mereka.Karya-karya yang mereka tampilkan merupakan ide murni dari pemuda sekitar Gaten.

20 Warga sekitar cukup mengapresiasi, mereka banyak membantu terutama dalam “urun kopi dan urun rokok”. SIDJI merasa sangat terbantu dengan bantuan warga dan komunitas.

21 Soal Buku Fikri Sidji lebih suka pada buku dengan ilustrasi yang keren. Buku-Buku mata pelajaran ketika SD menjadi berkesan untuknya karena ilustrasinya keren.

22 Hafis Sidji berbeda, ia tak suka buku pelajaran. Ia lebih suka majalah anak-anak, koran dan beberapa novel. Sang Alkemis menjadi salah satu favoritnya.

23 Alex Sidji lebih suka membaca komik. Ia suka mulai dari Joko Lodang, Sahabat, dan Bobo. komik yang membuatnya sangat terkesan yaitu Merebut Kota Perjuangan karya Marsoedi, Wid N.S, Hasmi dkk.

Demikian Program Komunitas bersama Komunitas Sidji dari Imogiri, Bantul. Saya, Nafigator dari Ruang ATC penerbangan Anda kali ini. Sampai jumpa!

 


Posted

in

by

Tags: