Akademi Samali adalah komunitas yang konsen pada komik (grafis). Mereka menolak bahwa komik Indonesia sedang mundur. Komik Indonesia nyatanya terus meningkat, terbukti dengan makin banyaknya genre komik. Mereka menyimpan berbagai koleksi komik hingga berani menyatakan diri, “Jika ada yang ingin meneliti tentang komik, maka Akademi Samali bisa menjadi rujukan pertama.”
Perjalanan mereka tentu tidak mulus. Akademi Samali dimulai dari dua orang. Salah satu dari mereka kemudian hengkang karena berbeda visi. Satunya lagi tetap mempertahankan dengan jerih payah yang tidak bisa disepelekan. Kini, Akademi Samali makin kuat pada posisinya.
#23TWEETS
1. Dalam komik, terminologi peniruan masih diperdebatkan. Cerita yang sama dengan narasi dan karakter beda apa juga niru? #KatalogSeni
2. Bagi Beng Rahardian (@bengrahadian), proses mimesis itu natural. Kita belajar meniru. Anak meniru orangtua, gerakan alam. Dalam karya, etika, dan hukum dipertaruhkan. #KatalogSeni
3. Sikap “kedirian” perlu dimunculkan bagi para komikus. Hal ini akan memunculkan karakter tersendiri bagi Komik Indonesia. @bengrahadian #KatalogSeni
4. Komikus Jepang terganggu dengan karakter orang Indonesia yang bilang, “Ya, nggak papa,” harusnya berusaha lebih keras, bukan menyerah. @bengrahadian #KatalogSeni
5. Sikap apriori sering terjadi di masyarakat Indonesia, menjadikan luar negeri superior. Misalnya, “Wah sudah kayak Naruto!” @bengrahadian #KatalogSeni
6. Kalau Amerika mengajari toleransi, Indonesia lebih toleran. Kita lebih plural. Kita terlalu heran dengan luar negeri. @bengrahadian #KatalogSeni
7. Jika komik Indonesia terpengaruh dengan negara lain, itu wajar. Percampuran budaya sangat cair. Konteks juga perlu dilihat. @bengrahadian #KatalogSeni
8. @bengrahadian sangat terpengaruh dengan karya-karya sastra milik Seno Gumira Ajidarma dan Ayu Utami. Cukup memberikan sumbangan bagi karyanya. #KatalogSeni
9. Tanpa data kuat, @bengrahadian mengklaim Komik Indonesia sedang berjaya. Ada komikus, pembaca, kolektor, kritikus, komunitas, dan pendidikan. #KatalogSeni
10. Keragaman tema dan genre komik yang ada juga petanda komik sedang berjaya. Ada dinamikanya. @bengrahadian #KatalogSeni
11. Pemerintah menyediakan dana cukup banyak untuk industri kreatif komik. Ada dua departemen yang menanganinya. @bengrahadian #KatalogSeni
12. Tapi sulit menyambungkan antara komikus dan pemerintah. Komik saat ini menjadi primadona pemerintah. @bengrahadian #KatalogSeni
13. Komikus, ketika dia mengerjakan komik dalam bentuk apapun, entah buku atau iklan, ya tetap komikus. @bengrahadian #KatalogSeni
14. Kejayaan Komik Indonesia jaman dulu hanya dirasakan orang-orang tertentu. Pada masa tertentu, ada komikus yang jaya, ada juga yang sengsara. @bengrahadian #KatalogSeni
15. Pangeran Komik Indonesia itu ya @bengrahadian. Juga mafia komik Indonesia. Ia keras kepala mencintai komik. #KatalogSeni
16. Kesenangan berkomunitas dan bekumpul, mendorong @bengrahadian untuk mengembangkan komik, hingga mendirikan Akademi Samali (@akademisamali). #KatalogSeni
17. @akademisamali dulu didirikan berdua, @bengrahadian dan Hikmat Darmawan (Nabinya Beng!). Berawal dari diskusi biasa. #KatalogSeni
18. @bengrahadian mulai mengaku sebagai komikus ketika berkesempatan mengisi comic strip di Koran Tempo. #KatalogSeni
19. @bengrahadian dan #HikmatDarmawan berbeda misi dan akhirnya mereka memilih jalan masing-masing. Beng setia di @akademisamali. #KatalogSeni
20. Kepergian #HikmatDarmawan, @bengrahadian ketemu dengan Heri dan kroni-kroninya. Lalu terlaksanalah event komik nasional. #KatalogSeni
21. Bertahun-tahun kemudian @akademisamali menjadi badan usaha bagi orang-orang di dalamnya. Seluruh bidang komik bisa jadi bidang usaha. #KatalogSeni
22. Kalau ingin meneliti komik Indonesia, terutama yang muncul 90an ke atas, @akademisamali siap membantu. #KatalogSeni
23. Dari badan usaha, @akademisamali menjadi lembaga pendidikan nonformal khusus komik. Ini harus ada di setiap daerah. @bengrahadian #KatalogSeni