Aan Mansyur pemilik akun Twitter @Hurufkecil ini adalah seorang penyair yang tinggal di Makassar. Setelah Tidak Ada New York Hari Ini, kabarnya akan ada buku puisi yang akan terbit lagi. Dalam kesempatan ini, sembari membayar rindu pada Radio Buku. Aan Mansyur akan bercerita mengenai buku pertamanya, yang ternyata memang sedari kecil sudah dekat dengannya.
Karena buku adalah obat, di kala @hurufkecil tidak bisa main sebagaimana anak kecil lainnya. Lewat perpustakan mini milik Kakeknya, ia mulai membaca dan kemudian jatuh cinta. “Semoga, dalam waktu dekat akan ada satu buku puisi yang terbit,” katanya di akhir wawancara bersama Radio Buku.
#23TWEETS
1. Aan Mansyur (@hurufkecil) seorang penyair dari Makassar, yang karyanya sangat digandrungi oleh Booklovers. #BukuPertamaku
2. Sekarang @hurufkecil sedang mengerjakan project buku. Selain itu, ia menjadi pustakawan dan menjadi editor di majalah online. #BukuPertamaku
3. @hurufkecil sudah dekat dengan buku sejak kecil, kakek memiliki perpustakaan mini di kamarnya. Disanalah awal mula ia membaca. #BukuPertamaku
4. Karena sakit, @hurufkecil tidak bermain ke sawah dan layang-layang sebagaimana anak kecil lainnya. Kemudian, dekatlah ia dengan buku. #BukuPertamaku
5. Buku pertama yang dibaca @hurufkecil adalah The Story of My Life – Helen Keller. Kemudian ia cinta membaca dan membawanya ke mana-mana. #BukuPertamaku
6. @hurufkecil adalah seorang yang pendiam. Lalu ia pernah membayangkan punya teman, pacar atau istri seorang tuna wicara. #BukuPertamaku
7. Kemudian @hurufkecil sengaja tidak jajan Senin-Jumat, demi makan di kafe dan melihat sepupu temannya, perempuan tuna wicara. #BukuPertamaku
8. @hurufkecil tidak betah masuk pesantren, ia pindah ke Madrasah Tsanawiyah. Disanalah awal pertemuannya dengan buku puisi. #BukuPertamaku
9. Di Perpustakaan Tsanawiyah, @hurufkecil melihat buku puisi karya Soebagyo Sastrowardoyo. Selain dibaca, ia pun menirunya. #BukuPertamaku
10. @hurufkecil penasaran, bagaimana bisa Soebagyo Sastrowardoyo lewat kata-kata yang sedikit bisa menyampaikan pesan banyak. #BukuPertamaku
11. Dalam prosesnya belajar menulis puisi dengan cara meniru, temannya menilai puisi @hurufkecil lebih seperti karya Sapardi Djoko Damono (@SapardiDD). #BukuPertamaku
12. Karena saat kecil @hurufkecil belum mengenal @SapardiDD. Kemudian ia mencari tahu, bahkan penyair-penyair Indonesia lainnya. #BukuPertamaku
13. Kemudian @hurufkecil tertarik masuk Jurusan Sastra Inggris, untuk mengenal dan tahu penyair-penyair luar negeri. #BukuPertamaku
14. Lima buku berpengaruh bagi @hurufkecil antara lain: The Story of My Life karya Helen Keller, Ayah karya Buya Hamka. #BukuPertamaku
15. Nyanyian Sunyi Seorang Bisu karya Pramoedya Ananta Toer, serta Saksi Mata karya Seno Gumira Adjidarma. @hurufkecil #BukuPertamaku
16. Kakek @hurufkecil seorang penggemar Buya Hamka. Semua karyanya, hampir kakek koleksi. Hingga kemudian ia membacanya. #BukuPertamaku
17. Kegemarannya menulis surat untuk Ayah, membuat @hurufkecil harus membaca buku Ayah dan Nyanyian Sunyi Seorang Bisu. #BukuPertamaku
18. Ketika menulis dan membacanya @hurufkecil merasa surat-suratnya dibalas oleh Ayah. Meski tak dikirim, karena tak tahu alamatnya. #BukuPertamaku
19. Saat SMA @hurufkecil aktif menulis karya sastra. Ia tulis, lalu dikirim ke media, hasilnya digunakan untuk biaya sekolah. #BukuPertamaku
20. Hingga kemudian @hurufkecil merasa jenuh menulis. Karena buku Saksi Mata, Seno Gumira Adjidarma, semangatnya kembali lagi. #BukuPertamaku
21. @hurufkecil pernah bertemu dengan penyair Dina Oktaviani. Umurnya jauh beda, tapi Dina lebih dewasa. Mereka sering berdiskusi. #BukuPertamaku
22. @hurufkecil biasanya membaca langsung 4-5 buku, pun kalau menulis, 5 project ia kerjakan. Tak lain, agar tidak berhenti. #BukuPertamaku
23. Selesai membaca, buku catatan harian @hurufkecil kan penuh oleh percakapan dengan buku. Bila puisi asing, ia alih bahasakan. #BukuPertamaku