Nunung Deni Puspitasari menerbitkan buku kumpulan cerpen (Kumcer) berjudul Pulung yang berisikan cerpen-cerpen yang pernah dimuat koran. Bersama suaminya, Nunung mengkurasi cerpen mana saja yang akan dimasukkan. Cerpen Pulung sendiri terinspirasi atas kenangan masa kecilnya di Kalimantan Barat. Awalnya ia merasa tidak pede dan banyak pertanyaan muncul di pikiran. “Saya berani menerbitkan buku oranglain, kok tidak berani menerbitkan buku sendiri,” ujarnya dan akhirnya menjadi cambuk untuk segera menerbitkan karyanya.
Saat ini, bersama suaminya, Nunung mengelola sebuah komunitas teater bernama Amarta di Yogyakarta. Selain itu, ia terlibat juga di Teater Gandrik, Teater Garasi, dan Forum Aktor Jogja. Selain Pulung, Nunung pernah menerbitkan buku terjemahan berjudul Murid Si Tukang Sihir.
#23TWEETS
1. Pulung buku pertama karya Nunung Deni Puspitasari (@noengshine). Saat ini ia aktif di dunia teater dan sedang mendalami dunia keaktoran. #AngkringanBuku
2. @noengshine mengkurasi cerpen yang sudah dimuat koran bersama suaminya untuk kemudian diterbitkan dalam kumpulan cerpen #Pulung. #AngkringanBuku
3. Bersama suami, @noengshine mengelola sebuah komunitas teater bernama Amarta di Yogyakarta. #AngkringanBuku
4. Amarta adalah satu ruang yang mengangkat potensi masing-masing dalam sisi pengetahuan dan kreatifitas atau berkarya. #AngkringanBuku
5. @noengshine pernah terlibat di Sanggar Teater Suto, Komunitas Rumah Lebah, dan Bengkel Man Teater di Unstrat. #AngkringanBuku
6. Selain itu, @noengshine terlibat juga di Teater Gandrik (@TeaterGandrik), Teater Garasi (@teatergarasi) dan Forum Aktor Jogja. #AngkringanBuku
7. Tahun 2008 @noengshine ikut pelatihan kepenulisan bersama Umar Kayam, disanalah #Pulung dihasilkan. #AngkringanBuku
8. @noengshine terinspirasi atas kenangan masa kecil di Kalimantan Barat. Terutama dari seorang dukun penyembuhan, yaitu Kakek. #AngkringanBuku
9. @noengshine ingat, ada pernak-pernik disiapkan untuk penyembuhan. Hingga kemudian terkesan karena kakek menyiapkannya sendiri. #AngkringanBuku
10. #Pulung artinya Santet. #Pulung secara garis besar nyata, tapi dalam buku sengaja dibuat fiksi agar menarik bagi pembaca. #AngkringanBuku
11. Tahun 2008 #Pulung sebenarnya sudah mau diterbitkan, tapi @noengshine belum pede. Merasa tidak yakin, bukunya nanti akan disukai pembaca. #AngkringanBuku
12. Lalu, tahun 2015 @noengshine menerbitkan buku terjemahan berjudul, Murid Si Tukang Sihir, novel karya orang Slovenia. #AngkringanBuku
13. “Saya berani menerbitkan buku orang lain, kok tidak berani menerbitkan buku sendiri,” ungkap @noengshine. #AngkringanBuku
14. “Saya seorang penulis dan harus bertanggung jawab atas tulisan saya sendiri. Itu yang membuat saya menulis lagi,” @noengshine. #AngkringanBuku
15. Dulu setiap kali menulis, selalu ditargetkan untuk masuk koran. Sekarang menulis untuk menuangkan gagasan. @noengshine #AngkringanBuku
16. Sekarang @noengshine sedang menulis dan mengeksplor tentang Burung Enggang yang merupakan ikon Kalimantan Barat. #AngkringanBuku
17. Mamak (Ibu) adalah narasumber dalam penulisan #Pulung, setiap ada yang lupa dalam menulis, Nunung selalu bertanya pada Mamak. #AngkringanBuku
18. Selain #Pulung, ada Igauan Tepi Kampung. #Pulung bercerita tentang peristiwa. Sedangkan, #IgauanTepiKampung bercerita tentang tempat. #AngkringanBuku
19. Di #IgauanTepiKampung, @noengshine bercerita pernah naik sampan ke ladang, orang sana membawa garam dan belati untuk menangkap ular, lalu memakannya. #AngkringanBuku
20. Maret 2015, @noengshine menampilkan monolog berjudul Burung Panglima bersama Teater Amarta dan Forum Aktor Jogja di LIP. #AngkringanBuku
21. Pemesanan buku bisa menghubungi: 0858-7859-7839 atau Facebook @noengshine: Nunung Deni Puspitasari. Harga 50K. #AngkringanBuku
22. @noengshine yakin, tanpa memulai kita tidak tahu respon apa yang akan didapat. Hingga akhirnya tahun 2015, kumcer #Pulung terbit. #AngkringanBuku
23. #Pulung mendapat banyak masukan saat sudah diterbitkan. Masukan justru akan jadi pengkayaan dalam proses menulis. @noengshine #AngkringanBuku