Anak-anak selalu punya cerita. Banyak yang gembira, yang tragis juga tidak sedikit. Yulianti Umrah, penulis sekaligus pendiri Yayasan Arek Lintang, Surabaya, telah menangani kasus kekerasan terhadap anak sejak tahun 1998. Pada Maret 2016 lalu, Yulianti merilis buku Anak-Anak Pembawa Pesan yang berisi 10 kisah penanganan kekerasan terhadap anak.
#23TWEETS
1. Booklovers, kali ini #Angkringan Buku Radio Buku (@Radiobuku) kedatangan Yulianti Umrah, pengelola Yayasan Arek Lintang (Alit), Surabaya.
2. #Yulianti bakal cerita nih, soal bukunya yang baru aja dirilis bulan Maret lalu di Washington, D.C, USA, Anak-anak Pembawa Pesan sama Booklovers semua. #AngkringanBuku
3. #AnakanakPembawaPesan berisi 10 cerita pengalaman #Yulianti dalam mendampingi anak-anak selama 1998-2012 di kota Pahlawan. #AngkringanBuku
4. 10 kasus itu dipilih berdasarkan kasus-kasus terburuk yang pernah ditangani #YayasanArekLangit. #AngkringanBuku
5. 10 kasus itu berujung pada lahirnya kebijakan baru dari pemerintah. #Yulianti #AnakanakPembawaPesan #AngkringanBuku
6. #Yulianti tergerak untuk merawat anak-anak karena efek lain dari demonstrasi 1998. #AnakanakPembawaPesan #AngkringanBuku
7. Reformasi 1998 ternyata punya dampak negatif untuk kehidupan anak-anak. Mereka kehilangan kerja karena pusat-pusat perbelanjaan bangkrut. #AngkringanBuku
8. #AnakanakPembawaPesan ditulis dengan bahasa ringan agar mudah dipahami. Kalau kata #Yulianti, “biar tidak seperti orang onani. Yang ngerti cuma yang nulis.” #AngkringanBuku
9. #Yulianti melihat, jarang orang yang spesifik dalam urusan perlindungan anak. “Kalau negara lalai dan kita nggak urus, siapa coba yang peduli?” #AngkringanBuku
10. #AnakanakPembawaPesan ternyata dapat apresiasi tinggi di USA. Pejabat federal di sana menyemangati #Yulianti agar tidak menyerah. #AngkringanBuku
11. #Yulianti demo tahun 1998, justru dia diprotes anak-anak. “Mall tutup membuat anak-anak kehilangan kerja. Loh, anak-anak kok kerja?” #AngkringanBuku
12. Di satu sisi mahasiswa dipuja berkat reformasi. Sisi lain, mereka dianggap pengganggu oleh para anak-anak. #AngkringanBuku
13. Ini yang mengusik #Yulianti untuk menulis buku #AnakanakPembawaPesan. Buku ini pun dianggap reflektif dengan kehidupan sehari-hari. #AngkringanBuku
14. Pembaca #AnakanakPembawaPesan juga beragam. Mulai dari akademisi, pengambil kebijakan, mahasiswa, sampai ibu-ibu. #AngkringanBuku
15. #Yulianti: Semua orang bisa jadi orang baik, tinggal bagaimana konsistensi kita. #AnakanakPembawaPesan #AngkringanBuku
16. #Yulianti mengaku bisa konsisten karena didukung tim yang mumpuni di #YayasanArekLintang. Jadi tidak tergoda kanan-kiri. #AngkringanBuku
17. #Yulianti: Niat saya akan lurus kalau dibantu banyak orang. Kalau sendirian ya, mimpi. #AngkringanBuku
18. Di Surabaya saja, 150 anak terbantu berkat gerakan #Yulianti bersama #YayasanArekLintang. Itu belum kasus-kasus di kota lain. #AngkringanBuku
19. #Yulianti berharap, semua kasus yang ditangani #YayasanArekLintang bisa ditulis dan dibukukan. #AngkringanBuku
20. Paulo Freire, ternyata adalah pemikir dan penulis yang sangat mempengaruhi pemikiran #Yulianti. #AngkringanBuku
21. Penulis lain yang memengaruhi #Yulianti, ada A. S. Neill, Tetsuko Kuroyanagi, Seno Gumira Ajidarma, dan Arswendo Atmowiloto. #AngkringanBuku
22. #AnakanakPembawaPesan sengaja tidak ditaruh di toko buku. Ribet syarat-syaratnya. Kalau Booklovers mau, bisa pesan di Facebook: Yulianti Umrah. #AngkringanBuku
23. #Yulianti: Pilihlah penulis yang membuat pikiran jadi segar. Jangan sampai habis baca buku malah musuhin teman sendiri. #AnakanakPembawaPesan #AngkringanBuku