Qoida adalah mahasiswa Sastra Arab di UIN Yogyakarta. Kesukaannya membaca dimulai sejak kecil, Qoida suka membaca cerita-cerita yang ada di LKS. Beberapa penulis yang menginspirasinya adalah Pramoedya Ananta Toer, Umar Kayam, Friedrich Nietzsche, Muhidin M. Dahlan, Sapardi Djoko D, dan Seno Gumira. Karya-karya para penulis tersebut mengajarkan dirinya tentang kesetian, kesederhanaan, dan semangat juang.
1 Qoida, mahasiswa Sastra Arab UIN Jogja semester akhir. Di tengah kesibukan kuliah dan kerja, ia tetap semangat membaca buku #BukuPertamaku
2 Qoida suka membaca cerita-cerita di LKS dan buku-buku pelajaran bahasa indonesia ketika SD. Dari situ ia mulai kenal cerita Si Kancil #BukuPertamaku
3 Cita-cita Qoida membuat taman baca di desanya, karena dulu saat SD, buku-buku di perpus sekolahnya sangat terbatas #BukuPertamaku
4 Saat SMP, Qoida mulai dikenalkan dengan Forum Lingkar Pena. Ia mulai kenal dangan penulis-penulis seperti @asmanadia dan @helvy #BukuPertamaku
5 Peraturan ketika di pondok, membuat Qoida sedikit ‘berupaya’ ketika ingin baca novel. Ia suka novelnya @darwistereliye #BukuPertamaku
6 Novel Bidadari-bidadari Surga karya @darwistereliye cukup menginspirasinya #BukuPertamaku
7 Teman-teman di pondok yang beragam juga menguntungkan Qoida, karena buku dari teman-temannya membuat referensinya semakin banyak #BukuPertamaku
8 Buku yang berkesan bagi Qoida saat MA berjudul Fatimah, berisi tentang fiqih biologis, yang waktu itu hanya boleh dipinjam anak kelas 3 #BukuPertamaku
9 Saat kuliah, Qoida lebih banyak belajar filsafat untuk membedah karya sastra yang selama ini menjadi karya favoritnya #BukuPertamaku
10 Qoida sangat mengidolakan karya-karya Pramoedya Ananta, Bumi Manusia salah satunya #BukuPertamaku
11 Kutipan Jean Marais: “Kau itu terpelajar, cobalah bersetia dengan kata hati” sampai saat ini membekas di hati Qoida #BukuPertamaku
12 Karakter karya sastra dapat dipahami Qoida lewat teori-teori sastra dan sosiologi yang dipelajarinya saat kuliah #BukuPertamaku
13 Esai Umar Kayam Mangan Ora Mangan Kumpul dan Kunang-kunang di Manhattan juga jadi kesukaan Qoida #BukuPertamaku
14 Saat pikiran buntu, Qoida minum jamu: esainya Friedrich Nietzsche yang berjudul Sabda Zarathustra, otomatis membuat lega #BukuPertamaku
15 Bagi Qoida buku Sabda Zarathustra ini lebih cerita tentang sufisme dan ketuhanan. Saat membaca, Qoida merasa lebih dekat dengan Pencipta #BukuPertamaku
16 Munculnya web seperti Mojok.co, Indoprogress.com, termasuk karya Muhidin M. Dahlan membuat bacaan Qoida lebih beragam #BukuPertamaku
17 Karya Muhidin, Catatan Sunyi Seorang Penulis, menyadarkan Qoida bahwa penulis harus siap miskin #BukuPertamaku
18 Untuk genre romantis, Qoida suka dengan karya-karya Seno Gumira A. dan Sapardi Djoko D. #BukuPertamaku
19 Cerpen Selamat Malam Duhai Kekasih dan Sepotong Senja untuk Pacarku karya Seno Gumira adalah buku-buku kesukaan Qoida #BukuPertamaku
20 Bagi Qoida, Seno mengajarkan tentang kesetian, sedang Sapardi mengajarkan tentang kesederhanaan #BukuPertamaku
21 Qoida selalu mengambil sari pati dari tiap buku yang ia baca. Dari Pramoedya misalnya, ia mengambil inti tentang semangat juangnya #BukuPertamaku
22 Tiga buku favorit Qoida adalah Tetralogi Pulau Buru; Mangan Ora Mangan Kumpul; dan Sepotong Senja untuk Pacarku #BukuPertamaku
23 Qoida: “Pesan untuk Booklovers, membacalah! karena membaca itu menebas cakrawal”. Sekian #BukuPertamaku