Dodo Hartoko adalah seniman dan juga sejak tahun 2002 mendirikan Penerbit Buku Baik di Yogyakarta. Lahir di Batang, Jawa Tengah. Setelah pengembaraanya di berbagai kota, Dodo sempat mengenyam pendidikan di Fakultas Ilmu sosial dan Politik,
Universitas Katholik Atma Jaya Yogyakarta tetapi tidak pernah selesai. Selanjutnya Dodo mencoba untuk daftar di ISI tetapi tidak pernah diterima, bukan karena kemampuannya dalam bidang seni tidak mumpuni, tetapi lebih karena sering keliru dalam mengikuti test masuk perguruan tinggi tersebut.
Dodo aktif bekerja dan berdiskusi dengan beragam praktisi seni, budaya, akademisi, aktivitas politik, pemuka agama hingga preman. Di tahun 2013 bersama beberpa seniman ia menginisiasi sebuah kelompok diskusi Ceblang Ceblung Forum, selain itu Dodo juga aktif di LSM Girli yang menjadi wadah bagi anak-anak jalanan dan pada Tahun 2015 Dodo terpilih sebagai salah satu seniman yang ikut dalam Biennale Yogyakarta.
1 Melihat banyak orang yang ingin menerbitkan buku, maka dodo bersama dua orang temannya mencoba untuk menerbitkannya #BukuPertamaku
2 Dipengaruhi juga oleh hobinya, nongkrong, di warung mbak Sri sekitaran Mirota bersama anak-anak filsafat UGM untk menerbitkan buku #BukuPertamaku
3 Semiotika Negativa karya St. Sunardi menjadi buku pertama yang diterbitkan yang bahannya dari tumpukan-tumpukan bahan ajar kampus #BukuPertamaku
4 Awalnya bernama Kanal kemudian berubah jadi penerbit Buku Baik dan berawal dari relawan hingga melahirkan komunitas di Malioboro #BukuPertamaku
5 7 – 8 tahun menjadi volunter di lembaga yang menemani anak-anak jalanan dan mengelola majalah lembaga itu yang bernama Jejal #BukuPertamaku
6 Dari aktivitas itulah Dodo mengenal berbagai informasi tentang kepenerbitan, hingga mengkritisi beberapa program penerbitan KP #BukuPertamaku
7 Tidak ada bayangan jadi pengusaha besar karena berawal dari tren booming penerbit dan distributor yang sekali terbit habis #BukuPertamaku
8 Distributor membayar dengan cek mundur tapi dia gagal menjual sampai menumpuk bukunya, ternyata permasalahannya gagal membayar #BukuPertamaku
9 Permasalahan internal seperti seleksi judul dan beberapa terbitan tergolong kategori berat, bukan produk populer #BukuPertamaku
10 Pasar bisa diciptakan tetapi kalau daya belinya rendah maka buku tidak terjual, sehingga dulu gramedia menjadi ukuran pasar yang bagus #BukuPertamaku
11 Sekarang bisa bikin buku 100/200 yang dikenal dengan VOD, tapi dulu minimal 1000 dan hanya terjual 300 sehingga membuat Dodo stres saat itu #BukuPertamaku
12 Dalam industri penerbitan, penerbit online kini paling potensial dan di Yogya tidak banyak orang yang punya penerbit tapi tahu betul tentang buku #BukuPertamaku
13 Anak UNY pernah menjual 600 eksemplar dalam dua hari, karena orang di Papua sampai Aceh bisa mengaksesnya dengan jasa online #BukuPertamaku
14 Selain online, ‘selebriti komunitas’ yang menjual di berbagai komunitas menjadi saluran potensial, selain pasar dan komunitas yang sudah jelas #BukuPertamaku
15 Kini di dunia penerbitan orang dengan keterbatasan bisa bikin buku yang tidak kalah kualitasnya dengan yang lain, itu membuat Dodo terjun kembali #BukuPertamaku
16 Dodo banyak membantu korban 65, dengan menerbitkan karyanya, seperti buku tentang ibu-ibu di Belantungan dan tentang seniman eks Pulau Buru #BukuPertamaku
17 Dodo sering bertemu korban 65 yang ingin diterbitkan karyanya, kisah-kisahnya sangat emosional dan beliau percaya buku sebagai alat perjuangan #BukuPertamaku
18 Menerbitkan biografi Trubus Sudarsono dan mengumpulkan anak-anaknya adalah perjalanan yang mengharukan karena sejarah yang hilang ditampilkan lagi #BukuPertamaku
19 Banyak menerbitkan karya sastrawan besar seperti Seno, Gunawan Muhammad dan Romo Bas banyak mempengaruhi Dodo dalam cara kerjanya di penerbitan #BukuPertamaku
20 Dodo menganal buku terlambat, membeli buku setelah lulus SMA dan belajar membaca tahun 89, buku pertamanya Slilit Sang Kiai karya Emha Ainun Nadjib #BukuPertamaku
21 Hidup di Shoping membuat Dodo hapal berbagai buku baru dan mengerti kenapa harus membaca buku, pengalaman tersebut sangat mempengaruhi Dodo #BukuPertamaku
22 Buku Psikologi Musik adalah hasil bantingan Dodo dengan temannya, dimana buku itu ditolak berbagai penerbit dan setelah terbit sampai cetak tiga kali #BukuPertamaku
23 Bergumul dengan dunia buku, Dodo dapat memaknai dan percaya bahwa hidupnya akan berarti bila dapat berkarya lewat buku #BukuPertamaku