Berikut ini adalah KABAR BUKU Edisi Khusus RESENSI yang disiarkan RADIO BUKU bekerjasama dengan portal berita www.indonesiabuku.com. Kabar sepekan resensi buku di sejumlah media massa cetak di Indonesia.
Megawati: Anak Putra Sang Fajar
Karya Yvonne de Fretes dan Rita Sri Hastuti
Resensi ditulis ST Sularto
Dimuat KOMPAS, 11 Maret 2012
Terkumpul dari 50 tokoh dengan beragam latar belakang yang memberikan komentar tentang Megawati sebagai salah satu tokoh wanita pemimpin perermpuan yang pertama dalam sejarah kenegaraan di Indonesia merdeka, pendapat dan komentar mereka dirajut dalam satu bab. Sebagai lagu pujian , jangan berharap buku ini merupakan kajian berbobot tentang “Putra Sang Fajar”. Setiap tokoh membawa zaman dan eranya sendiri, begitu juga zaman dan ketokohan Soekarno dan Megawati.
Your Journey to be Ultimate U
Karya Rene Suhardono
Resensi ditulis Qaris Tajudin
Dimuat KORAN TEMPO, 11 Maret 2012
Buku ini pada akhirnya akan membuat kita menyadari bahwa pekerjaan kita bukanlah segalanya. Pada ujungnya, semua harus bisa memenuhi passion kita, bukan malah menyiksa. Membedakan antara pekerjaan (job) dan karier (career) adalah mantra Rene yang kita jumpai dibanyak tulisannya dan buku-bukunya, mantra ini memang berulang, tapi Rene berhasil membuat kita tak bosan mendengarnya.
366 Reflections of Life, kisah-kisah Kehidupan yang Meneduhkan Hati
Karya Sidik Nugroho
Resensi ditulis T. Nugroho Angkasa
Dimuat JAWA POS, 11 Maret 2012
Dalam buku ini terdapat 366 refleksi kehidupan yang ditulis Sidik Nugroho salah satunya kisah kegigihan seorang ibu bernama Sansan. Semula anaknya terlahir normal, tapi kemudian terserang virus ganas. Sibuah hati tercinta menjadi tuli. Kendati demikian, Sansan tidak menyerah. Dia justru memboyong Gween, nama anaknya, ke Australia. Dari kisah nyata itu, Sidik Nugroho mau mengatakan satu hal. Segiyogyanya, pengorbanan, usaha ucapan syukur, dan kepasrahan mesti dilakoni secara seimbang.
Cerita Cinta Enrico
Karya Ayu Utami
Resensi ditulis Tufail Muhammad
Dimuat JAWA POS, 11 Maret 2012
Kebebasan merupakan kebutuhan manusia setiap manusia yang tak bisa disangkal. Manusia membutuhkan kebebasan untuk dapat mengekspresikan keberadaannya didunia. Tetapi kebebasan juga bukanlah jaminan manusia akan bahagia. Ketika dengan kebebasannya manusia tidak tahu apa yang akan dilakukannya, kebebasan justru menimbulkan rasa kesepian yang sangat dalam terhadap seseorang. Kira-kira itulah yang menjadi tema besar (grand theme) novel karya Ayu Utama tersebut. Sebagai tokoh utama novel yang terlahir bersamaan dengan pemberontakaan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia), Enrico mengalami masa-masa bayi yang sulit. Dia harus keluar masuk hutan dengan ibu (syirnie), kakak (Sanda), dan seorang pembantu (Rah).disisi lainnya ayahnya, Muhammad Irsad, harus berjuang di medan pertempuran membela PRRI (yang sesungguhnya tidak ingin dilakukannya) demi kepatuhannya kepada atasan.
Gilad Atzmon
Karya Ahmad Syafii Maarif
Resensi ditulis Wildani Hefni
Dimuat SUARA MERDEKA, 11 Maret 2012
Konflik Israel-Palestina hingga kini tetap berkobar. Konflik itu bukaanlah sebuah konflik yang sederhana. Dua negara dengan ideologi yang berbeda dan mendekralasikan diri untuk tak saling menyerah dan bertahan dengan pertempuran yang tak menemui ujung. Namun tak semua keturunan Yahudi sejalan dan setuju dengan semua kekejaman tersebut. Salah satunya bernama Gilad Atzmon yang oleh Syafii Maarif dibeberkan dengan jeli di buku ini. Buku Gilad Atzmon ini adalah catatan kritikal tentang Palestina dan masa depan Zionisme yang berawal dari hasil korenpondensi antara Ahmad Syafii Maarif dengan Gilad Atzmon, seorang Zionis yang akhirnya antizionis.
Kuasa Ramalan (3 Jilid)
Karya Peter Carey
Resensi ditulis Toa
Dimuat TRIBUN JOGJA, 11 Maret 2012
Waktu 40 tahun yang dihabiskan oleh Dr Peter Carey untuk meneliti kehidupan Pangeran Diponegoro benar-benar menguatkan buku ini. Taidak hanya sekedar lengkap namun juga mampu merangkai berbagai versi. Peter Carey merangkai dari sumber Belanda, inggris dan berbagai babad di Jawa dengan begitu akurat dan tepat porsinya.
Pramoedya Ananta Toer Luruh dalam Ideologi
Karya Savitri Scherer
Resensi ditulis Muhammad Harya Ramdhoni
Dimuat LAMPUNG POST, 11 Maret 2012
Apabila hanya membaca judul, orang awam akan berpendapat bagaimana seorang sekaliber Pramoedya tak mungkir dari kepentingan ideologi dalam menuliskan karya-karyanya. Bagaimana karya-karya sastra seorang Pram akhirnya luruh ke dalam kerja-kerja politik yang memiliki matlamat ideologis. Hal itu merupakan sesuatu yang tidak terhindarkan mengingat keterlibatannya yang intens dalam Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) yang berafilisi kepada Partai Komunis Indonesia (PKI). Pandangan sekilas terhadap judul buku ini memang benar adanya. Buku ini bukan saja menjelajahi biografi seorang Pramoedya, melainkan juga hubungan antara dunia nyata dan dunia fiksinya. (Aya Hidayah/IBOEKOE)