Oleh: Rama Prabu
purna adalah bahasa akhir dari kata-kata
dan kau sahabat telah sampai pada kata itu
telah usai pementasan
telah sampai ke tepian
kelir putih menghantar setiap perpisahan
kematian adalah halaman akhir dari
lembaran buku
dan kau telah singgah tepat dipusar itu
kembali menatah tangga langit
menepati janji
tadi pagi, sang fajar menjemputmu naik
dipunggungnya
ketika hening merayap di reranting
memupus nama dari sebuah jeda
menebalkan doa dari sahabat sejati
jika nanti kau telah sampai di sorga
jangan lupa sampaikan salam pada tuhan
dari kami anak-anak bumi
anak-anak yang selalu rindu dikirim wahyu
serupa kata-kata bagi kemanusiaan
dalam sajak dan puisi
selamat jalan sahabat
selamat bersua kembali dilain pertunjukan
bersua untuk kembali bersenda gurau
berbalas puisi hingga nyawa dijemput. mati
Bandung, 9 Desember 2010
[Sahaya copas juga satu puisi lama untuk sahabat Asep Sambodja:
Derajat Nikmat [PUISI RAMA PRABU UNTUK ASEP SAMBODJA]
:/asep sambodja
separuh jalan sudah kita jadi penghayat
melentikan jemari kecil, sisihkan jerami-
jerami sisa pembakaran rasa
kemana dan darimana kita melangkah?
harus kemana tanah di belah, bumi langit
telah ku junjung agung
sebakti-baktinya nila pendamba kasih
tinggalkan saja para pejiarah itu kalau
kau mampu
bergabunglah dengan para pegembara dan
pelayat jagat
kau kan temukan ceruk alamat
dari kulit kurma
sekali waktu, belahlah bila perlu
ada kedamaian, ada wangi bidadari
dan harumnya bunga sambodja yang mekar di
altar sorga
kau tahu apa maksudnya?
karena kau kibaskan sayap hayat dengan
sempurna
dengan tangkai iklas, melafalkan huruf-
hurufnya
dari alif yang kau jadikan tongkat
pembelah langit
Bandung, 2 Oktober 2009