Day: June 19, 2009

  • Duduk Perkara Korupsi Buku Jogja

    1. Perkara dugaan korupsi terkait pengadaan buku teks wajib untuk murid SD, SMP dan SMA Sleman terjadi pada Januari 2004 hingga 2005. 2. PT Balai Pustaka Jakarta mengajukan penawaran pengadaan buku kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman sebesar Rp 65 M lebih. 3. Setelah dilakukan penawaran akhirnya disepakati menjadi sekira Rp 29 M. 4. Dalam realisasinya, […]

  • Kamar Sel 3×4 untuk Koruptor Buku Jogja

    Pada akhirnya, koruptor buku Ibnu Subiyanto dijebloskan ke LP Cebongan, Sleman. Sang bupati Sleman ini ditahan berdasarkan penetapan majelis hakim dengan nomor 376/Pen.Pid/2009/PN.Slmn tertanggal 16 Juni 2009. Penahanan ini dilakukan selama 30 hari sejak 18 Juni hingga 17 Juli 2009. Demikian kepala berita Harian Kedaulatan Rakyat edisi 19 Juni 2009 mengabarkan dengan judul: “Ibnu Subiyanto […]

  • Clearing House Kejagung itu Warisan kolonial

    Usaha Kejaksa Agung memasukkan sejumlah buku untuk diselidiki dalam “Clearing House” mendapat tanggapan dari masyarakat. Aktivis yang tergabung dalam Ikatan Sarjana Indonesia di tahun 60-an, Harsutejo, mengatakan bahwa Clearing House Kejaksaan Agung adalah warisan rezim Orde Baru, bahkan kolonialisme Belanda. Menurutnya, kejaksaan mestinya sadar bahwa pikiran tak pernah bisa dikerangkeng. Menurut Ir Djoko Muljono, larang […]

  • Mike Marjinal: Jangan Fasis Terhadap Bacaan

    Siapapun yang menghalangi anak bangsa untuk berkarya adalah watak fasis. Siapapun itu. Para pelarang itu nyata-nyata menghalangi kemajuan berpikir dengan menghalangi sumber-sumber informasi yang ingin diketahui oleh masyarakat. Demikian dikatakan vokalis Punk Band Marjinal, Mike, di Jogjakarta. Menurutnya, untuk proses menuju bangsa yang maju tak terlepas dari cara kita memberi tempat dan apresiasi kepada karya-karya […]

  • Soekarno, Hiburanku di Buku-buku

    Oleh Muhidin M Dahlan ”Saya mencari consolation, hiburan hidup dari buku-buku. Saya membaca buku-buku. Saya meninggalkan alam ini, alam jasmaniah. Saya punya pikiran, saya punya mind terbang, meninggalkan alam kemiskinan ini, masuk di dalam ”world of the mind”; berjumpa dengan orang-orang besar, dan bicara dengan orang-orang besar, bertukar pikiran dengan orang-orang besar.” (Soekarno) — Hampir […]

  • Mahalia Purba: Ada Apa dengan Kejaksaan?

    Kejaksaan mengawasi barang dan benda yang dianggap bisa mengganggu ketertiban umum sudah biasa. Tapi bagi sebagian orang yang hidup di alam kebebasan, tetap saja tindakan-tindakan yang “berdasarkan hukum” itu mengherankan. “Saya tercengang mengetahui informasi bahwa ada 5 buku yang telah dan sedang dibahas oleh Bagian Intelijen Kejagung saat ini. Saya bertanya ada apa lagi ini, […]

  • Amelia Day: Bebaskan Saja Orang Berkreasi

    Paradigma sejarah yang dibuat penguasa suatu masa sudah saatnya ditinggalkan. Nukilan sejarah menceritakan bagaimana dan siapa yang melakukan perubahan terhadap jalannya pemerintahan, jalannya hidup berbangsa. Demikian dikatakan Amelia Day kepada Indonesia Buku menanggapi upaya Kejaksaan Agung yang sedang meng-clearing house-kan beberapa buku yang dianggap “membahayakan” paham kenegaraan dan meresahkan masyarakat. Menurutnya, sejarah tidak lahir di […]

  • Lekra Tak Membakar Buku

    Terlepas dari baik buruknya buku ini, saya berani mengatakan bahwa buku ini merupakan karya monumental yang mendokumentasikan penggalan sejarah berkebudayaan di Indonesia. Karenanya buku ini wajib dimiliki dan dibaca oleh para pecinta sejarah, pemerhati, dan pelaku gerakan kebudayan Indonesia.

  • Agung Dwi Hartanto: Hak Kejaksaan Melarang dan Hak Penulis Menulis

    “Tugas kejaksaan itu ya ‘menyaring’ buku. Tugas penulis, menulis,” tegas Agung Dwi Hartanto kepada Iboekoe ketika dimintai tanggapannya atas pengumuman Kejaksaan Agung yang sedang meng-clearing house-kan lima buku yang dianggap memiliki kecenderungan berbahaya. Bagi wartawan portal online di Jakarta ini dua entitas dan sudut pandang itu terkadang tak sejalan, lebih sering beradu. Kejaksaan memang punya […]

  • Diperiksa Kejaksaan, Lekra Tak Membakar Buku!

    Terus saja menulis. Mengungkapkan hal-hal yang patut dibaca dan disebarluaskan untuk mengungkap fakta, selama tulisan itu bukan untuk mengganggu ketertiban masyarakat. Demikian pendapat sejarawan Asvi Warman Adam. Pendapat itu menjawab pertanyaan Kompas, apakah masyarakat perlu lebih hati-hati menulis buku, terutama berkaitan dengan sejumlah buku yang sedang diteliti Intelijen Kejaksaan Agung. ”Kejaksaan yang harus lebih hati-hati […]